Legislator Minta Lada Putih Produksi Babel Bisa Dikonveriksan jadi Lada Hitam
Anggota tim Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi IV DPR ke Provinsi Bangka Belitung Firman Soebagyo mengatakan potensi lada putih yang di hasilkan di Babel harus dikembangkan dan konversikan menjadi lada hitam, guna membangun perekonomian daerah setempat.
"Membangun perekonomian cukup pada potensi sumber daya alam unggulan, disini potensinya menghasilkan lada putih, ini harus dikembangkan, bila perlu di konversikan menjadi lada hitam, sebab permintaan lada hitam lebih banyak," kata Firman saat mengunjungi BPTP di Babel, Senin (27/02/2017).
Lebihlanjut Firman menjelaskan, satu hektar lada putih yang dihasilkan memperoleh pemasukan sebesar 600 juta dengan biaya operasional 160 juta. "Artinya ini memiliki potensi yang luar biasa, apalagi kalau menghasilkan lada hitam," ujarnya.
Politisi partai Golkar itu berharap, ke depannya ada peneliti yang melakukan riset untuk dilakukan penggeseran dari lada putih menjadi lada hitam, agar laku di pasar internasional.
" Kearifan lokal ini perlu digali, maka dari itu perlu dilakukan penelitian, apakah kulturnya cocok bila dilakukan konversi ke lada hitam, daya rasa bisa karena karakternya sama," jelasnya.
Firman juga berharap lada yang dihasilkan dapat dibuat bahan olahan. " Lada kalau bisa ke depannya dijadikan bahan olahan untuk di ekspor, misalnya jadi herbal," ia menambahkan.
Untuk itu pihaknya meminta pemerintah memberi pendampingan kepada para penghasil lada putih agar penghasilan petani lada ini dapat meningkat.
" Ini harus ada pendampingan agar dapat menguasi pasaran hingga di ekspor, mungkin dari segi penanam hingga pengemasan untuk dijual, ini harus dikelola dengan baik," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi IV DPR Andi Nawir yang meminta pemerintah daerah untuk mengembangkan lada putih yang dihasilkan di Babel ini.
"Keuntungannya kan besar ini, pemda harusnya bisa mewajibkan warganya untuk menanam lada di rumahnya, paling tidak 5 batang agar produksi bisa merata," katanya.
"Ini perlu dikembangkan dan disosialiasaikan kepada masyarkat di Babel agar mereka mau menanam lada untuk jangka panjang, tidak hanya beberapa orang saja," lanjutnya.(rnm,mp) foto : Ria/mr.